Kamis, 29 Januari 2009

DONGENG DARI SANG GURU

Tersebutlah seekor anak singa yang terpisah dari induknya sejak lahir. Ganasnya belantara membawanya kebingungan menyambung hidup di rimba raya. Akhirnya terdamparlah dia di satu kelompok kambing. Karena si singa masih mungil, rombongan kambing tidak takut. Malah disambut dan diterima hidup bersama ditengah kawanan kambing itu.

Akhirnya si singa belajar hidup sepenuhnya dari kambing. Dia belajar makan rumput, belajar mengembik, belajar hidup berkelompok ala kambing, bahkan mengadopsi perilaku dan tata cara hidup kambing keseluruhannya. Meskipun dengan bersusah payah, karena dia memang bukan seekor kambing.

Setelah beberapa lama, jadilah dia seekor singa dewasa yang pinter bersuara embek-embek, doyan makan rumput, bahkan muntah-muntah ngliat daging, bermain dan bergaul dengan kambing dengan akrab, dan tentu saja kawanan kambing amat suka ria. Khusus pada singa ini, kawanan kambing tak perlu takut dan khawatir.

Syahdan… kabar berita perihal singa berperilaku kambing ini terdengar oleh Singa senior. Tadinya sang singa senior tidak yakin kebenaran beritanya. Maka dicarinya singa cap kambing itu untuk melihat langsung. Diintainya kawanan kambing yang ditengahnya ada singa cap kambing itu. Saat singa senior menampakkan diri, maka kawanan kambing itu segera ngibrit ketakutan. Termasuk singa cap kambing itu, karena dia melihat kawan-kawannya lari ketakutan saat melihat makhluk aneh, berambut gondrong, bertaring dan mengaum keras-keras.

Singa senior baru percaya. Ternyata ada juga singa cap kambing itu. Bukan hanya isapan jempol saja. Maka yang perlu dilakukan sekarang adalah mengembalikan pemahaman singa cap kambing itu akan jati dirinya yang sesungguhnya. Agar bisa makan ala singa, mengaum ala singa, bergaul ala singa dan hidup ala singa.

Guru simbah menerangkan, singa cap kambing itu adalah gambaran mayoritas umat Islam sekarang ini. Dari sejak lahir kehilangan identitas Islamnya. Cara merayakan kelahiran, cara menamai anak, cara mendidik, cara makan, cara minum, cara bergaul dan bahkan cara hidupnya jauh dari identitas Islam. Karena rupanya sudah lama umat ini kehilangan induk. Akhirnya dipelihara dan dibesarkan dengan cara orang-orang yang disebut guru simbah sebagai orang kapir. Satu-satunya yang masih Islam cuma agamanya.

Saat ada orang Islam yang sungguh-sungguh menjalani Islam dengan segala atribut dan identitasnya, singa cap kambing… eh orang Islam yang kehilangan identitas ini malah ketakutan. Sama takutnya dengan orang-orang kapir saat melihat orang Islam yang sungguh-sungguh menjalani Islamnya itu. Ibarat kambing melihat singa lapar.

Keberadaan orang Islam yang kehilangan identitas itu amat penting bagi kawanan kambing musuh Islam. Maka upaya mengembalikan identitas keislaman akan selalu mendapat tantangan. Yang ada adalah upaya pengaburan identitas. Menunjukkan identitas dianggap primordialisme (mbuh ki panganan opo…). Jenggot, sorban, gamis, jilbab dlsb, dianggap identitas arab, tak ada kaitannya sama Islam. Maka orang lantas bicara soal esensi. Identitas dhohir tak perlu, yang penting esensinya apa.

Padahal saat ini orang pun tahu, jus jeruk dengan jus rasa jeruk itu beda. Jus jeruk adalah jeruk yang dibikin jus, sehingga 100 persen kandungannya adalah jeruk, hanya saja terblender jadi jus. Sedangkan jus rasa jeruk, itu hanyalah minuman bergula, bahkan gulanya pun tak alami, ditambahi esens dan aroma jeruk. Yang satu menyehatkan, yang satu bisa meracuni.

Ajaran islam dengan segala identitas dan atributnya tentunya lain dengan ajaran yang cuma diambil esensinya saja, meskipun ada beberapa ajaran Islam yang memang bisa sekedar diambil esensinya, walopun tentu saja mendatangkannya secara utuh akan lebih baik. Ha wong umat Islam itu disuruh Islam secara kaffah. Kaffah itu ya keseluruhan. Dari rasa, warna, aroma sampai sak ampasnya….. semuanya Islam. Sedangkan yang cuma diambil esensnya saja trus dicampuri tetek bengek racun yang akhirnya rasa, aroma, warna dan wujudnya menyerupai aslinya… tetep itu bukan Islam yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar